Keluargaku

Halaman ini dikhususkan berisi hal-hal yang terkait dengan keluargaku, istri dan putriku yang cantik.

Tuesday, April 11, 2006

Pengaruh negatif televisi pada anak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lama waktu menonton TV pada anak-anak, dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini menimbulkan perhatian tersendiri bagi para psikologi anak, sebab ternyata menonton TV dapat mempengaruhi perkembangan jiwa maupun phisik anak-anak.

Pengaruh Fisik
Anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV cenderung memiliki masalah kegemukan. Sedang pada anak-anak usia pertengahan childhold yang menonton TV beberapa jam setiap hari, cenderung mengalami masalah kegemukan pada usia pubertas. Faktor yang membuat menonton TV sebagai penyebab kegemukan adalah:
1. Sambil menonton TV biasanya mulutnya terus menerus bergoyang mengunyah junk food
2. Mengkonsumsi snack terlalu banyak bahkan hal ini akan menurunkan selera makan mereka pada healthy food
3. Pembakaran kalori tubuh pada saat menonton TV jauh lebih sedikit dibandingkan jika mereka yang aktif bermain. Kalori yang dibakar pada tubuh anak-anak yang serius menonton TV lebih sedikit dari pada mereka tidak melakukan apa-apa. Anak-anak yang sudah benar-benar tenggelam konsentrasi menonton TV, metabolismenya turun hingga dibawah rata-rata normal pada saat anak istirahat.

Pengaruh Kejiwaan
Pengaruh menonton TV terhadap kejiwaan anak yang paling nyata dan mudah sekali ditemukan, antara lain anak-anak terpengaruh oleh iklan yang manipulatif dan mendorong anak menjadi konsumtif. Sebagai contoh betapa hampir semua anak sangat gandrung dengan Sponge Bob dan apapun produk yang berhubungan dengan Sponge Bob laku keras. Pengaruh lain yang memprihatinkan adalah anak mengobservasi kekerasan.
Program-program TV yang menayangkan kekerasan memperkenalkan physical aggression pada anak, bahkan adegan tersebut merupakan contoh di benak mereka. Efek ini timbal balik dan kumulatif. Anak-anak yang banyak menonton TV akan cenderung lebih aggressive dibandingkan dengan anak-anak yang jarang menonton TV, dan anak-anak yang aggressive biasanya banyak menonton program-program TV yang menayangkan kekerasan..
Anak-anak usia preschool justru cenderung lebih terpengaruh oleh kekerasan yang ditayangkan TV daripada anak-anak yang berusia lebih tua, sebab pada usia preschool anak-anak masih kesulitan membedakan antara realitas dan fantasi. Pada film-film cartoon yang didesain khusus untuk anak kecil, rata-rata kekerasan fisik yang ditayangkan adalah 17 kali per jam. The good guys? (Tom & Jerry, Sponge Bob, Popeye, Dinorider, Teenage Mutant Ninja Turtle) melakukan hitting, shooting, kicking sebanyak apa yang dilakukan oleh bad guys.
Bagaimanapun juga aksi kekerasan yang dilakukan oleh good-guys? ini akan memberikan pengaruh buruk bagi anak. Dalam dunia cartoon, penayangan tentang penghancuran atau pengrusakan apapun, dalam benak orang hanyalah sesuatu tontonan yang plain fun?.
Efek kumulatif menonton kekerasan dalam TV secara berulang-ulang adalah, anak-anak menjadi tidak peka terhadap kenyataan dan konsekuansi kekerasan. Anak-anak yang banyak menonton kekerasan dalam TV akan menjadi pasif ketika melihat secara nyata kekerasan yang terjadi pada kehidupan dan mungkin lebih cenderung menganggap kekerasan adalah bagian ?normal? ke hidupan sehari-hari. Para ahli bahkan menilai bahwa program TV yang terbaikpun lebih banyak efek negatifnya daripada efek positifnya, sebab merampas waktu bermain anak-anak dan memotong komunikasi sosial anak-anak. Padahal yang paling penting dikembangkan pada anak-anak adalah social skill (kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman atau orang lain). Sedangkan menonton TV adalah pasif dan non interactive process meskipun orang lain berada didekatnya.

Apa yang harus dilakukan oleh orang tua? Sebagian psikolog merekomendasikan untuk tidak menonton TV sama sekali untuk preschooler. Sedangkan yang yang lain menyarankan agar orang tua menemani anak-anak mereka ketika menonton TV sehingga dapat memonitor atau memberi komentar program TV yang ditonton.. Banyak orang tua yang menemukan cara yang mudah untuk menetapkan peraturan yang sederhana, yaitu si anak diperbolehkan nonton TV hanya satu jam tiap hari, atau hanya sebelum makan malam atau hanya tiap hari Sabtu. Cara seperti ini lebih mudah dibandingkan melarang nonton TV samasekali atau mensensor tiap program. Sedangkan cara lain adalah memberi kepekaan pada anak-anak pada konsekuensi yang nyata tentang kekerasan yang ditayangkan TV.

Walaupun tidak ada consensus yang jelas bagaimana seharusnya orang tua mengontrol anak menonton TV, sesuatu yang pasti adalah bahwa tidak satupun psycologist yang telah melakukan studi tentang menonton TV berpendapat bahwa preschooler boleh menonton TV program apapun dan kapanpun mereka inginkan.


Baca selengkapnya!

Kiat Memuji Anak

Untuk menanamkan "self-esteem" pada anak, nasehat yang sering kita dengar/baca adalah dengan memberikan banyak pujian pada anak. Menurut kebanyakan pakar di bidang Child-Development dengan pujian anak akan merasa puas pada dirinya sendiri yang menjadikannya lebih percaya diri, memiliki motivasi yang tinggi dan membantunya mencapai sukses. Namun, menurut para ahli banyak orang tua yang menggunakan sanjungan secara berlebihan. Hal ini bukannya malah meningkatkan kepercayaan diri anak tetapi sebaliknya menjadikan anak tidak percaya pada kemampuannya dan mengurangi motivasi anak untuk maju. Masalah sebenarnya bukanlah pada pujian itu sendiri tetapi pada penggunaan dan penempatan pujian tersebut.

Ada 3 bentuk kesalahan yang sering dilakukan orangtua dalam memuji anaknya:

1. Memberi pujian yang terlalu berlebihan, contohnya mengatakan "Oh, Masya Allah , gambar kamu bagus sekali. Umi ngga' pernah melihat gambar sebagus ini!" (sewaktu anak menunjukkan gambarnya) Atau mengatakan,"Umi yakin pasti kamu anak yang paling pintar di kelas(sewaktu anak bisa menyelesaikan homeworknya). Pujian yang berlebihan seperti diatas mempunyai pengaruh buruk bagi anak yang berusia lebih dari 4 tahun. ereka sudah tidak bisa dibohongi lagi. Mereka bisa melihat bahwa uminya tidak jujur dalam berkata. Ini disebabkan karena mereka bisa mengukur kemampuannya sendiri dibandingkan dengan teman-temannya. Mereka pun sudah bisa menyadari kelebihan orang lain dibandingkan dirinya. Pujian seperti diatas bisa mengurangi kepercayaan diri anak dan menghilangkan rasa percayanya pada orangtua. Anak akan menyadari ketidakjujuran orangtuanya dan akan beranggapan bahwa apapun yang dikatakan orangtuanya adalah hal yang muluk-muluk.
Selain itu, sebagai ibu yang seharusnya mengenalkan anak dengan aqidah Islam tentu saja hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yaitu yang berkenaan dengan masalah white lies. Bagaimana kita bisa mengharapkan anak akan mengikuti ajaran tersebut sedang kita sendiri tidak melaksanakannya? Untuk itu berilah pujian yang pantas yang sesuai dengan apa yang telah dicapai atau dilakukan oleh anak. Pujian hendaklah benar-benar tulus dan tidak dibuat-buat.

2. Memberi pujian terlalu sering,
Kadangkala orangtua selalu memuji anaknya dalam segala hal, dari yang kecil sampai besar. Hingga hal yang tidak patut dipuji pun anak diberi pujian, misalnya ketika mereka mengalami kegagalan. Disini bukan pujian yang harus diberikan tetapi motivasi. Motivasi ini hendaknya membuat anak sadar akan kegagalannya dan mendorongnya untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik sehingga Insya Allah kegagalan yang sama tidak terulang lagi.
Jika anak dipuji terus-menerus dengan apapun yang mereka lakukan, mereka bisa kesulitan untuk meng-appreciate pujian "murni" yang memang sepantasnya diberikan pada mereka. Juga, pujian basi-basi ini bisa membuat anak kehilangan motivasi untuk mencapai hasil yang terbaik.
Pujian yang terlalu sering dan tidak pada tempatnya membuat anak malas untuk mencoba hal-hal yang baru. Anak bisa merasa ia hanya mempunyai kemampuan pada suatu bidang karena ia selalu dipuji dalam hal tersebut. Misalnya anak yang selalu dipuji dalam kegiatan menggambar tidak mau mencoba untuk belajar karate (yang belum pernah ia pelajari) karena takut tidak dipuji lagi. Mereka menganggap bahwa hanya dengan meggambarlah mereka bisa mendapat pujian. Jadi pujian yang berlebihan ini bisa menimbulkan rasa pesimis dan pasif pada diri anak.

3. Menghiraukan hukuman
Contohnya disini misalnya orangtua yang tidak memberikan hukuman pada anak yang memukul adiknya. Namun, ketika anak tidak memukul adiknya orangtua malah memberikan pujian. Banyak hal yang menyebabkan tindakan agresi pada anak. Misalnya karena marah atau minta perhatian. Jika anak memukul adiknya karena minta perhatian, memberikan pujian saat anak tidak memukul adiknya bisa efektif. Sehingga mudah-mudahan tindakan agresinya bisa berhenti. Namun kalau pemukulan bukan karena minta perhatian orangtua, pemberian pujian pada anak pada saat ia tidak memukul adiknya tidak akan efektif. Akibatnya anak akan tetap memukul adiknya. Orangtua tidak boleh hanya memperhatikan hal yang baik tetapi menghiraukan hal buruk yang dilakukan anaknya.Sebaiknya orangtua harus konsisten dengan peraturan. Misalnya setiap kali anak memukul adiknya atau sebaliknya mereka harus di time-out . Research membuktikan bahwa semakin jelas dan konsisten peraturan dari orangtua, semakin tinggi rasa percaya diri anak.

Jadi bagaimana cara untuk menghindari "Bad Praise"?

1. Jangan berusaha terlalu keras untuk membuat anak selalu merasa senang.
Untuk sukses seorang anak harus bisa menghadapi tantangan dan mengatasi rasa sedih atau frustasi. Fokuskan usaha untuk membantu anak mencapai hasil yang terbaik yang bisa dicapainya. Menurut Rex Forehand, pengarang "Parenting the Strong-Willed Child", pujian yang ampuh adalah yang tidak hanya mengandung persetujuan tapi juga yang menjelaskan atau menerangkan pada anak bahwa apa yang dilakukannya benar. Jika orangtua memuji anaknya dengan mengatakan,"project kamu paling bagus", atau "kamu paling pinter gambar", seolah-olah orangtualah yang berhak menentukan bagus atau tidak bagus, pintar atau tidak, dan sebagainya. Akibatnya untuk menilai hasil usahanya sendiri anak tergantung pada orang lain. Anak akan mengukur kesuksesan dari kacamata oranglain dan bukan dari diri mereka sendiri. Pada saat mereka besar nanti masalah yang mungkin timbul misalnya tidak percaya diri atau tidak punya keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah benar atau baik.

2. Bentuk yang paling baik dari pujian adalah yang mengandung encouragement atau dorongan. Karena dorongan lebih mengarah pada penghargaan usaha anak tanpa menilainya. Anak akan merasa bahwa usahanya sudah dihargai walaupun hasilnya mungkin tidak terlalu memuaskan. Ini akan mendorong anak untuk melakukan sesuatu dengan baik karena kemauannya sendiri. Hal inilah yang bisa meningkatkan self-esteem anak

3. Pujilah anak dengan mendiskripsikan hal yang dilakukannya secara tulus tanpa menggunakan kata-kata yang berlebihan.Misalnya ketika anak membereskan mainannya sesudah bermain pujilah anak dengan kata-kata," Hari ini kamu meletakkan mainanmu pada tempatnya. Itu adalah hal yang baik.". Jangan hanya mengatakan,"Pinter deh kamu!"(tanpa menjelaskan apa yang telah dilakukan sang anak dengan benar). Sekali lagi, lebih diskriptiflah dalam memberikan pujian. Kalimat yang diskriptif bisa membuat anak untuk menyadari apa yang telah dicapainya dan memacu mereka untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik.

Sumber: Do you Praise Your Child Too Much? Ann E Laforge


Baca selengkapnya!

Cindera Hati

Hari senin dini hari, tepatnya tanggal 26 Mei 2003 jam 13.40 di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun-Jakarta Timur, lahir puteri kami yang pertama, melengkapi karunia yang telah Allah SWT berikan kepada keluarga kami. Berat badannya hanya 2,4Kg, dengan tinggi sekitar 47cm. Dengan mengharap rahmat-Nya kami memberikan nama "Syahidah Alifiya", dengan harapan semoga ia menjadi wanita syahid yang utama. Wanita yang senantiasa taat kepada Allah SWT, rosulullah Muhammad SAW, dan kepada orang tuannya. Membawa manfaat dan berkah bagi masyarakatnya.

Dengan keceriaan dan kebahagiaan tak terasa tiga tahun telah berlalu. Putriku kini telah tumbuh menjadi puteri yang sehat, cantik,cekatan, dan pintar. Alhamdulillah.


Baca selengkapnya!

Rumahku Istanaku

Setelah hampir setahun tinggal di rumah kontrakan yang hanya berukuran 4 x9 meter, maka tepat hari minggu tanggal 27 Maret 2005 kami pindah ke rumah yang baru dan yang pertama bagi kami. Kebahagian yang tak terlukiskan dengan kata-kata dan rasa syukur kepada Allah SWT rasanya lebih besar dari rumah kami itu.

Diawali ketika sepulang kerja aku membaca informasi pada sepanduk yang terpasang di perematan gandul mengenai dipasarkannya perumahan di jalan raya kerukut kel Gerogol pada sekitar bulan april 2004, dengan perasaan ingin tahu aku langsung menuju lokasi perumahan yang ditawarkan tersebut dan melihat-lihat keadaan disana. Saat itu baru dalam tahap perataan tanah dan pembangunan jalan.Belum ada terlihat satupun rumah yang dibangun. Lokasinya cukup bagus, karena bukan bekas persawahan melainkan tanah darat dan dataran yang cukup tinggi sehingga akan bebas banjir. Selain itu lokasinya yang tidak jauh dari rumah orang tuaku (sekitar 6 Km), dan hanya sekitar 12Km dari tempat kerja aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Sesampainya di rumah aku membicarakan niatku untuk mengambil rumah di perumahan tersebut kepada istri dan orang tuaku. Mereka setuju saja, terserah aku katanya..

Keesokan harinya aku langsung mendatangi kantor pemasarannya di depan Mall Cinere, "Astaga", betapa terkejutnya aku karena begitu banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan rumah. Keesokan harinya aku datang lebih pagi, dan dengan mengantri sekitar 1,5 jam akhirnya tiba giliranku untuk memilih lokasi. Sesuai dengan kemampuanku aku memilih rumah dengan type 36/72, yaitu rumah dengan luas bangunan 36 m2 dan luas tanah 72 m2. Dengan sisa tanah di sisi kanan 57 m2, sehingga total luas tanah 129 m2.


Setelah hampur setahun menunggu selesainya pembangunan oleh developer. Kemudian kami lakukan renovasi dan memperluas bangunan dengan sisa tanah di sisi kanan akhirnya tibalah saat berbahagia itu. Rumah kami memiliki ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur, mushola, ruang makan, dapur dan kamar mandi. Rumah menghadap utara, sehingga selalu melihat mata hari terbit dari depan rumah. walaupun halaman tidak terlalu luas, tetapi kami tanami dengan pohon dan bunga-bunga sebagai peneduh dan penghias yang dapat menyegarkan mata.


Baca selengkapnya!